Cerita Mahmun Syarif Marbun Menimba Ilmu di Purba Baru - Purba Baru

Post Top Ad

Cerita Mahmun Syarif Marbun Menimba Ilmu di Purba Baru

Cerita Mahmun Syarif Marbun Menimba Ilmu di Purba Baru

Share This
Almarhum Mahmun Syarif Marbun (berjas putih) bersama anak-anaknya
Almarhum Mahmun Syarif Marbun merupakan salah satu alumnus Pesantren Musthafawiyah Purab Baru.

Di pesantren tertua di Sumatera Utara ini, kala itu, dia sekolah bersama abangdanya Buya Syeikh Ali Akbar Marbun, Rais Syuriah PBNU dan pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan dan Lae Toras Sumatera Utara.

Keduanya menuntut ilmu di Mandailing Natal setelah sebelumnya belajar di Barus, Sumatera Utara.

Sehingga almarhum, yang berasal dari Siniang, Pakkat, Humbang Hasundutan ini, sangat mengerti kehidupan di Barus dan Mandailing Natal.

Setelah Buya Ali Akbar, almarhum yang dikenal bernama Jureman Marbun ini, merupakan alumni kedua tertua Pesantren Musthafawiyah yang bermukim di Pakkat.

Seterusnya ada Ust. Ibrahim Lubis dan generasi berikutnya yang lebih muda.

Tidak diketahui dari mana informasi mereka sehingga mereka memilih sekolah di Purba Baru. Namun, nama pesantren ini diyakini sudah terkenal sejak dahulu.

Ghirah dakwah almarhum yang wafat 25 Mei 2017 ini, sangat tinggi. Khususnya dengan menggunakan media perdagangan dan pelatihan.

Dia membuka tokonya sebagai tempat pelatihan yang sudah menghasilkan banyak anak didik yang menjadi perantauan yang sukses.

Jenis keahlian yang diajarkan kepada muridnya yang biasanya juga sekaligus bekerja dengannya adalah, keahlian las, tukang mas, berdagang dan lain sebagainya.

Anak-anaknya tak luput untuk digembleng dengan berbagai keahlian.

Selain dakwah melalui perdagangan, dia juga membangun beberapa lembaga pendidikan dan keagamaan.

Dia bekerja sama dengan abangdanya dalam hal ini. Misalnya pembangunan Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Lae Toras, Tarabintang, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Demi kenyamanan dan kesinambungan dakwah, pembangunan dan pemeliharaan pesantren dilakukan sampai akhir hayatnya.

Keempat anak-anaknya bertekad untuk melanjutkan peran ayahanda mereka untuk terus aktif membangun masyarakat melalui Pesantren Lae Toras. (baca)

kunjungi url


Dalam bentuk  masjid, dia juga membangun Masjid Siniang bersama abangdanya, di tanah warisannya di Siniang yang diniatkan untuk amal jariyah.

Di kompleks ini, anak-anaknya alumni India, Ust. H Ahmad Jubeir Marbun, Ust. H Julkifli Marbun, MA, Ust. H Yusuf Marbun, MA dan Ust Julkarnaen Marbun membangun Pesantren Siniang yang berkonsep nonformal. (baca)

Selain itu almarhum dan abangdanya juga membangun Masjid Pulo Bali dan lain sebagainya dan ikut melakukan pemeliharaan fisik maupun lainnya seperti pembayaran tunggakan masjid-masjid di seluruh Pakkat bila pengurusnya mengalami kendala.

Kepada anak-anaknya, almarhum selalu menceritakan keunggulan pendidikan di Purba Baru. Dia memiliki kedekatan yang khusus dengan keluarga almarhum Syeikh Musthafa Husein semasa hidupnya karena selain sebagai murid, dia juga dipercayakan mengolah sebidang tanah pesantren.

Dengan bagi hasil, dia menjadi mandiri dan jarang kekurangan uang jajan, walau orang tuanya selalu mengirim bekal beras ke Madina.

Bekerja sambil belajar ini memberinya semangat hidup dan kemampuan untuk memberi solusi pada tantangan-tantangan kehidupan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages